Beberapa minggu lalu, gue janjian sama beberapa temen chating gue untuk ketemuan, kebetulan ada temen chat dari luar negeri lagi berkunjung ke indonesia. Biasalah cewek, kalo punya acara ketemuan pasti deh heboh.
Hari itu kita jalan-jalan ke planetarium, karena beberapa temen gue belom pernah liat planetarium. Sejujurnya gue juga udah lupa apa aja yang ditampilin disana, karena terakhir kali gue kesana itu waktu masih SD. Usai nonton pertunjukan, kita cabut ke PRJ alias Pekan Raya Jakarta di Kemayoran. Karena keasikan rendezvous-an, tau-tau jam udah nunjukin pukul 7 malem. Sebenernya sih belom malem banget, dan kita masih mo ngobrol banyak, tapi gue kudu pulang kalo gak mo kemaleman di jalan. Akhirnya, kita saling undur diri.
Dari PRJ, gue naek taksi ke Blok M sama salah seorang temen. Di blok M, kita pisah jalan karena temen gue itu pulang ke arah ciledug, sementara gue ke arah Bekasi. Untung gue gak perlu lama nunggu bis jurusan Bekasi. Jam 8 malem masih ada di terminal Blok M bikin gue parno sendiri. Maklum, gue jarang kelayapan malem-malem. Syukurnya gue langsung dapet tempat duduk. Setelah duduk, gue mengamati sekeliling, memperbaiki posisi tas trus menutupnya dengan jilbab, mengganti volume hp diam-diam, dan menyiapkan ongkos di tempat yang mudah dicapai tanpa susah-susah membuka dompet. Yah, pokoknya segala tindakan pengamanan yang gue anggap perlu.
Belom lama bis berjalan, naek seorang pengamen. Sumpeh deh, tampangnya serem banget. Rambutnya gondrong, berkumis tebal, juga bercambang. Pakai pakaian hitam, jeansnya juga hitam, dengan aksesoris rantai yang berjuntai dari pinggangnya. Serem abis pokoknya. Tanpa sadar, gue mencengkram erat tas gue.
Pengamen itu mulai dengan salam-salamnya, “Terima kasih untuk pak sopir dan awaknya yang udah memberikan kesempatan buat saya, juga kepada bapak-ibu, mbak-mas, om-tante yang mungkin terganggu istirahat sejenaknya...bla-bla-bla..” Sebuah pembukaan yang manis.
Sebelum mulai, pengamen serem itu memandang sekeliling. Baru kemudian memetik gitarnya. Lagu yang dia mainkan pertama, sebuah lagu lama berjudul “Wonderful World”. Setelah usai, disambungnya dengan lagu “Hello” yang gue tau itu lagu lawasnya Lionel Richie. Sang pengamen bertampang serem itu terus menerus memainkan lagu-lagu lama. Suaranya lumayan enak didengar.
Bapak yang ada di sebelah gue, yang dari tadi tertidur, beringsut bangun lalu mulai menikmati lagu. Bapak-bapak yang ada di seberang tempat duduk gue, malah manggut manggut dari tadi, sementara ibu-ibu setengah baya yang ada di sebelahnya komat-kamit, kayaknya dia ikut nyanyi, tapi dalam hati. Gue jadi mo ngikik ngeliatnya.
Baru gue sadar, ternyata sang pengamen nyanyiin lagu-lagu itu bukan tanpa sebab. Rupanya tadi dia mempelajari dulu siapa pendengarnya. Itu alasannya kenapa dia melihat sekeliling dulu sebelum mulai menyanyi. Kuamati hampir semua yang ada di bis itu sudah berusia paruh baya, yang sangat mungkin familiar dengan lagu-lagu lama tadi. How profesional!
Usai nyanyi, dia ucapkan lagi salam-salam, kali ini salam penutup dan tidak kalah manisnya. “Terima kasih sekali lagi saya ucapkan, atas kesempatan yang diberikan kepada saya, seniman jalanan, untuk mengekspresikan diri sekaligus kesempatan untuk meraup rezeki. Apabila kehadiran saya mengganggu, mohon maaf sebesar-besarnya.......” tak lupa dia selipkan doa bagi para penumpang. Dan saat dia mengulurkan wadah uangnya, dia ucapkan terimakasih satu persatu pada yang memberinya, sama sekali nggak tergesa-gesa. Penumpang juga cukup antusias memberinya uang. Bapak di sebelah gue ngasih 5000. Gue sendiri ? (sambil nyelipin uang di wadah) Hmm, baru kali ini gue ngerasa seneng ada yang ngamen lama-lama di bis...
Gue ngeliat betapa profesional sang pengamen dalam bekerja. Dijalaninya pekerjaan itu dengan sepenuh hati. Meski keliatan kecil dan tak berarti jenis pekerjaannya. Ah, andaikan semua orang yang bekerja bisa bekerja seperti itu.......
Soal kekagetan gue dengan tampang seremnya itu....well, next time, dont judge book by its cover.... alias jangan buru-buru nilai orang dari penampilannya !
No comments:
Post a Comment